Sering Diabaikan, Ini Penyebab Hipertensi yang Perlu Diwaspadai

Tekanan darah tinggi atau hipertensi seringkali datang tanpa gejala yang jelas, membuatnya dijuluki sebagai “the silent killer”. Kondisi ini memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia dan menjadi faktor risiko utama untuk penyakit jantung, stroke, dan masalah ginjal.

Bagi para praktisi kesehatan, memahami apa penyebab hipertensi secara mendalam adalah langkah awal yang krusial untuk memberikan diagnosis yang akurat dan merancang strategi penanganan yang efektif bagi pasien. Pengenalan faktor risiko sejak dini dapat secara signifikan mengurangi komplikasi jangka panjang yang berbahaya.

 

Membedakan Dua Jenis Hipertensi Utama

Sebelum membahas lebih jauh, penting untuk mengetahui bahwa hipertensi secara umum terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder. Keduanya memiliki penyebab dan karakteristik yang berbeda.

1. Hipertensi Primer (Esensial)

Ini adalah jenis hipertensi yang paling umum, mencakup sekitar 90-95% dari semua kasus. Penyebab pastinya tidak dapat diidentifikasi secara tunggal, melainkan berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun sebagai hasil dari kombinasi berbagai faktor.

2. Hipertensi Sekunder

Jenis ini terjadi akibat adanya kondisi medis lain yang mendasarinya. Hipertensi sekunder cenderung muncul secara tiba-tiba dan menyebabkan tekanan darah yang lebih tinggi daripada hipertensi primer.

 

Apa Penyebab Hipertensi Primer?

Karena tidak memiliki penyebab tunggal, hipertensi primer dipengaruhi oleh serangkaian faktor risiko yang saling terkait. Memahami faktor-faktor ini sangat penting bagi tenaga kesehatan untuk mengedukasi pasien.

1. Faktor Genetik dan Usia

Riwayat keluarga dengan hipertensi meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami kondisi serupa. Selain itu, seiring bertambahnya usia, risiko hipertensi juga meningkat. Pembuluh darah arteri cenderung menjadi lebih kaku, yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah.

2. Gaya Hidup yang Tidak Sehat

Gaya hidup memegang peranan terbesar dalam perkembangan hipertensi primer. Beberapa kebiasaan yang menjadi pemicu utama antara lain:

  • Pola Makan Tinggi Garam (Natrium): Konsumsi natrium berlebih membuat tubuh menahan lebih banyak cairan, yang pada akhirnya meningkatkan volume darah dan tekanan pada arteri.
  • Kurang Aktivitas Fisik: Gaya hidup sedentari dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah.
  • Obesitas: Kelebihan berat badan membutuhkan lebih banyak darah untuk mengalirkan oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh, yang berarti tekanan pada dinding arteri juga meningkat.
  • Konsumsi Alkohol dan Rokok: Merokok dapat merusak lapisan dinding arteri, sementara konsumsi alkohol berlebih dapat meningkatkan tekanan darah secara langsung.

3. Stres Kronis

Meskipun stres bersifat sementara, stres yang terjadi secara terus-menerus (kronis) dapat berkontribusi pada kenaikan tekanan darah. Hormon stres seperti kortisol dan adrenalin dapat menyempitkan pembuluh darah untuk sementara waktu.

Baca juga: Apa Itu Penyakit Hemofilia? Kenali Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Mengidentifikasi Penyebab Hipertensi Sekunder

Berbeda dengan hipertensi primer, hipertensi sekunder lebih mudah diidentifikasi karena terkait langsung dengan kondisi medis spesifik. Beberapa penyebab umumnya meliputi:

  • Penyakit Ginjal: Kerusakan pada ginjal mengganggu kemampuannya dalam menyaring cairan dan mengatur tekanan darah.
  • Masalah Tiroid: Baik hipertiroidisme (kelenjar tiroid terlalu aktif) maupun hipotiroidisme (kurang aktif) dapat memengaruhi detak jantung dan tekanan darah.
  • Sleep Apnea Obstruktif: Kondisi di mana pernapasan berulang kali berhenti saat tidur dapat memicu lonjakan tekanan darah.
  • Tumor Kelenjar Adrenal: Tumor seperti pheochromocytoma dapat menghasilkan hormon berlebih yang meningkatkan tekanan darah.
  • Efek Samping Obat-obatan: Beberapa jenis obat, termasuk pil KB, dekongestan, dan beberapa obat pereda nyeri, dapat menjadi penyebab naiknya tekanan darah.

 

Pentingnya Diagnosis dan Manajemen di Fasyankes

Mengingat kompleksitas penyebabnya, diagnosis hipertensi memerlukan pemantauan yang cermat dan berkelanjutan di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Tenaga medis perlu melacak data tekanan darah pasien dari waktu ke waktu, mengidentifikasi tren, dan menghubungkannya dengan riwayat medis serta gaya hidup pasien. Pencatatan yang akurat dan terstruktur menjadi tulang punggung dalam menentukan apakah seorang pasien menderita hipertensi primer atau sekunder, yang pada gilirannya akan menentukan pendekatan pengobatan yang paling tepat.

Manajemen data pasien yang akurat dan berkelanjutan adalah kunci untuk penanganan hipertensi. Di sinilah peran teknologi seperti Rekam Medis Elektronik (RME) menjadi sangat vital untuk membantu dokter dan tenaga kesehatan dalam memantau kondisi pasien secara komprehensif.

Tingkatkan kualitas layanan dan mudahkan manajemen pasien hipertensi di fasilitas Anda. Mulailah menggunakan Rekam Medis Elektronik dari Rheina untuk pengelolaan data yang lebih efisien, mulai dari manajemen antrian, data historis rekam medis, peresepan obat, hingga manajemen apotek dan kasir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *