Bukan Sekadar Sakit Mag, Ini Ciri-Ciri GERD yang Perlu Diwaspadai

Rasa panas terbakar di dada (heartburn) setelah makan atau saat berbaring sering kali dianggap sebagai gejala sakit mag biasa. Namun, jika kondisi ini terjadi berulang kali, bisa jadi Anda mengalami sesuatu yang lebih serius. Kondisi ini dikenal sebagai Gastroesophageal Reflux Disease atau GERD.

Banyak orang tidak menyadari bahwa ciri-ciri GERD tidak hanya sebatas nyeri ulu hati, tetapi juga mencakup berbagai gejala lain yang sering kali mengecoh dan tumpang tindih dengan penyakit lain, sehingga diagnosis yang akurat menjadi sangat penting.

Apa Saja Ciri-Ciri GERD yang Umum Terjadi?

GERD terjadi ketika asam lambung secara kronis naik kembali ke kerongkongan (esofagus), yaitu saluran yang menghubungkan mulut dengan lambung. Naiknya asam ini mengiritasi lapisan esofagus dan menimbulkan serangkaian gejala yang khas.

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), gejala utama yang paling sering dilaporkan oleh penderita GERD meliputi:

1. Heartburn

Ini adalah gejala paling ikonik dari GERD. Anda akan merasakan sensasi perih atau panas seperti terbakar di bagian tengah dada, yang bisa menjalar hingga ke leher. Rasa tidak nyaman ini biasanya memburuk setelah makan, saat membungkuk, atau ketika berbaring di malam hari.

2. Regurgitasi

Anda merasakan cairan asam atau makanan yang belum tercerna naik kembali ke tenggorokan atau mulut. Ini sering meninggalkan rasa asam atau pahit yang tidak menyenangkan.

3. Disfagia (Kesulitan Menelan)

Iritasi kronis pada esofagus dapat menyebabkan penyempitan, sehingga Anda merasa seolah-olah ada makanan yang tersangkut di tenggorokan.

Gejala Atipikal GERD yang Sering Mengecoh

Selain tiga gejala utama di atas, ciri-ciri GERD juga bisa muncul dalam bentuk yang tidak terduga (atipikal). Gejala-gejala ini sering kali membuat diagnosis menjadi lebih sulit karena mirip dengan kondisi medis lain. Sebuah studi dalam jurnal American Family Physician menyoroti beberapa gejala atipikal ini, di antaranya:

1. Batuk Kering Kronis

Jika Anda mengalami batuk kering terus-menerus tanpa adanya masalah pernapasan seperti asma atau alergi, GERD bisa menjadi penyebabnya. Asam lambung yang naik dapat mengiritasi saluran napas bagian atas.

2. Sakit Tenggorokan dan Suara Serak

Iritasi akibat asam lambung pada laring (kotak suara) dapat menyebabkan radang tenggorokan yang tak kunjung sembuh dan membuat suara Anda menjadi serak, terutama di pagi hari.

3. Nyeri Dada Non-Kardiak

Nyeri dada akibat GERD bisa terasa begitu hebat hingga sering disalahartikan sebagai serangan jantung. Nyeri ini biasanya tidak menyebar ke lengan atau rahang dan cenderung membaik dengan obat antasida.

4. Sensasi Mengganjal di Tenggorokan (Globus Sensation)

Anda merasa seperti ada benjolan atau sesuatu yang mengganjal di tenggorokan, padahal tidak ada apa-apa saat diperiksa.

5. Bau Mulut

Asam lambung yang naik ke mulut dapat merusak enamel gigi dan menyebabkan bau mulut yang sulit dihilangkan.

Baca juga: Epistaksis Adalah: Membedah Penyebab dan Tata Laksana Terkini untuk Fasyankes

Penyebab dan Faktor Risiko GERD

Penyebab utama GERD adalah melemahnya katup atau sfingter esofagus bagian bawah (LES). Normalnya, katup ini akan menutup rapat setelah makanan masuk ke lambung. Namun, pada penderita GERD, katup ini tidak berfungsi dengan baik, sehingga asam lambung bisa dengan mudah kembali naik.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami GERD antara lain:

  • Obesitas atau kelebihan berat badan.
  • Kehamilan.
  • Hernia hiatal (kondisi saat sebagian lambung menonjol ke rongga dada).
  • Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.
  • Konsumsi makanan pemicu seperti makanan pedas, berlemak, cokelat, dan minuman berkafein.

Memahami bahwa GERD adalah kondisi kronis yang gejalanya bisa sangat beragam adalah langkah pertama untuk penanganan yang tepat. Jika gejala-gejala di atas sering Anda alami dan mengganggu aktivitas, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Diagnosis yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang seperti peradangan esofagus (esofagitis) atau kondisi pra-kanker yang disebut Esofagus Barrett.

Bagi para dokter dan pengelola fasilitas kesehatan, diagnosis yang akurat berawal dari pencatatan riwayat pasien yang sistematis dan mudah diakses. Di sinilah peran teknologi seperti Rekam Medis Elektronik (RME) menjadi vital. Mulai sederhanakan manajemen klinik Anda dengan RME dari Rheina. Nikmati kemudahan manajemen antrian, akses kode ICD-10, data historis rekam medis, peresepan digital, hingga manajemen apotek dalam satu platform terintegrasi untuk pelayanan yang lebih efisien dan akurat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *